Jumat, 29 Mei 2015
Wiro Sableng #9 : Rahasia Lukisan Telanjang
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
LANGIT terang cerah tiada berawan. Matahari bersinar megah. Serombongan burung-burung pipit berarak dari arah tenggara lalu lenyap di langit sebelah barat. Seorang pemuda gagah berjalan lenggang kangkung seenaknya di satu lamping gunung. Keterikan sinar matahari tiada diperdulikannya. Bahkan sambil berjalan itu dia bersiul-siul entah membawakan lagu apa. Suara siulannya menggema sepanjang jalan seantero lamping gunung.
Bila seorang tokoh silat dunia persilatan mendengar suara siulan yang keras tiada menentu itu, segera dia akan maklum bahwa orang yang mengeluarkan siulan itu bukan lain daripada Wiro Sableng, pemuda gagah yang bergelar Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.
Di satu tempat Wiro hentikan langkahnya. Dia memandang ke bawah. Luar biasa sekali keindahan alam yang dilihatnya. Pohon-pohon menghijau di kejauhan. Di utara dua buah gunung menjulang tinggi laksana raksasa penjaga negeri. Di barat sebuah sungai laksana seekor ular besar meliuk-liuk memantulkan cahaya putih perak karena ditimpa sinar matahari.
Wiro menyeka peluh yang mencucur di keningnya dengan ujung sapu tangan putih penutup kepalanya. Setelah puas menikmati pemandangan yang indah itu dia melanjutkan perjalanan kembali dan kali ini dengan mempergunakan ilmu lari Seribu Kaki sehingga dal
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #9 : Rahasia Lukisan Telanjang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 20 Mei 2015
Sopan Santun
Seorang pensiunan guru berjalan menuju kasir di K-Mart, supermarket yang lumayan terkenal di kota itu. Kaki kirinya terasa sakit, ia berharap tidak lupa untuk meminum semua pilnya tadi pagi. Satu pil untuk tekanan darah tinggi, satu pil untuk pusing-pusing, dan satu pil lagi untuk penyakit rematiknya yang kadang kambuh.
?Syukurlah aku telah pensiun beberapa tahun lalu? katanya kepada diri sendiri. ?Masihkah aku kuat mengajar anak-anak sekarang ??
Begitu tiba di depan antrian kasir yang penuh, ia melihat seorang lelaki dengan empat orang anak beserta istrinya yang hamil. Mantan guru itu tidak dapat melepaskan pandangannya dari tato di leher orang itu. ?Pasti ia pernah dipenjara?, pikirnya.
Ia terus memperhatikan penampilan pria itu. Dari cara pria itu berpakaian, mantan guru itu berkesimpulan bahwa ia adalah seorang anggota geng. Mata pensiunan tua itu tambah terperanjat ketika melihat kalung yang dikenakannya, bertuliskan ?Parlson? ? pasti ini adalah nama orang itu. Parlson diken
... baca selengkapnya di Sopan Santun Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Kamis, 14 Mei 2015
Teater Nahkoda
Nesya: Errrggghhh… gerahnya minta ampun deh! Neraka bocor kali ya.. erggghhh…
kami telah menunggu selama 7 jam disini, namun aula belum juga dibuka.
Lio: Sabar sya, kita semua juga kepanasan. Aku udah ngabisin 3 botol air es dan perutku juga lapar.. huft..
Andi: so, sekarang kita mesti gimana? Mau lanjut atau pulang? Kalau lanjut, kita mesti nunggu berapa lama lagi?
Sutris: Kalau pulang usaha kita sia-sia. Dan… malu sama bapak, ibu dan warga kampung.
Andi: ah… gara-gara Lio sih pamit ke orang-orang kampung dan bilang kita mau jadi artis.. aduhhh…
Lio: lho kok aku? Kan kamu yang bilang kalo kita ke jakarta buat jadi artis.
Sutris: saya gak mau pulang! Apa kata orang kalu kita pulang belum ada hasilnya
Nesya : heiii.. sudah sudah sudah… Gue gak bakal nyerah.. kita mesti bertemu pak Roni atau kita tidak bisa tampil di ajang ini. Ayolah kawan, gue udah lama menunggu ajang ini, ini mimpi gue. Kita sudah lebih dari 5 tahun bersama dalam teater ini, Teater nakhoda.
Sutris: saya setuju sama Nesya, walaupun kita berasal dari daerah terpencil, desa dan kumuh namun kita memiliki potensi yang belum tersalurkan bahkan belum diketahui oleh masyarakat negeri ini. Kalian mau lanjut?
Hening sejenak..
Lio : ya lanjut donk… kal
... baca selengkapnya di Teater Nahkoda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Senin, 11 Mei 2015
Kembalinya Seorang Aktivis
Catatan dari 30 Maret 2012
Siang hari disaat matahari terik membakar Kota Makassar. Tampak air turun dengan derasnya dari gas air mata petugas keamanan dan asap tebal yang membubung tinggi di angkasa dari ban bekas yang dibakar para demonstran. Seperti airmata rakyat yang menangis karena penderitaan dan kabut akan masa depan mereka yang semakin tidak jelas.
Mahasiswa lalu datang atas nama pahlawan untuk menolong, tapi pada kenyataannya jutru menorehkan luka pada sebagian masyarakat. Tak tahu lagi siapa yang akan disalahkan, mahasiswa ataukah pemerintah sepertinya sama saja. Rakyat sama-sama tidak merasa damai, tidak percaya, dan tidak nyaman lagi atas kehadirannya.
“Gulingkan Pemerintah!”
“Gulingkan Pemerintah!”
“Pemerintah anj*ng!”
“Turun… Anj*ng…!”
“Turunkan BBM… Turunkan BBM…!”
Sumpah serapah sambung menyambung dari berbagai arah, kata yang sebenarnya tak pantas diucapkan mahasiswa sebagai ma
... baca selengkapnya di Kembalinya Seorang Aktivis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Minggu, 10 Mei 2015
Bangkit
Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap.
Pandanganku pada langit tua.
Cahaya bintang berkelap kelip mulai hilang oleh kesunyian malam.
Cahaya bulan malam ini begitu indahnya.
Hari ini benar-benar hari yang melelahkan?
Konflik dengan orang tua karena tidak lulus sekolah.
Hari ulang tahun yang gagal di rayakan?
Dan hadiah sepeda motor yang terpaksa di kubur dalam-dalam karena tak lulus, belum lagi si adik yang menyebalkan?
Teman-teman yang konvoi merayakan kemenangan, sedang aku?
Hari-hari yang keras kisah cinta yang pedas
Angin malam berhembus menebarkan senyumku walau sakit dalam hati mulai mengiris. Sesekali aku menghapus air mataku yang jatuh tanpa permisi.
Sakit memang putus cinta.
Rasanya beberapa saat lalu, aku masih bisa mendengar kata-kata terakhirnya yang tergiang-ngiang merobek otak ku.
“sudah sana… Kejarlah keinginanmu itu!, kamu kira aku tak laku, jadi begini sajakah caramu, oke aku ikuti.. Semoga kamu tidak menyesal menghianati cinta suci ini.” beberapa kata yang sempat masuk ke hpku, di ikuti telpon yang sengaja ku matika
... baca selengkapnya di Bangkit Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 06 Mei 2015
Matahati
Saya terperangah oleh data kebutaan, di dunia maupun di negeri kita. Setiap tiga menit, ada tambahan satu orang buta di Indonesia. Tiap tiga menit, satu saudara kita tiba-tiba tak lagi dapat melihat indahnya dunia.
Anda ingin tahu rasanya jadi buta? Anda bisa mengalaminya untuk sementara di mana saja. Kalau mau sambil makan minum di cafe, pergilah ke Jalan Pasirkaliki 16 C-D, tidak jauh dari Stasiun Kereta Api Bandung. Di sana ada Blind Cafe. Di sana ada sensasi ” menjadi buta sementara”.
Konsep cafe dan restoran itu memang lain dari yang lain. Karena itu sensasional dan bikin kita pingin tahu, mencoba dan merasakannya. Setelah pesan makan minum, sebelum memasuki ruangan yang serba gelap pekat, Anda akan diminta meninggalkan barang apa pun yang bisa menghasilkan cahaya. Rokok dimatikan. Korek api dan hp tak akan boleh masuk. Sensasi mulai, ketika Anda dan teman-teman atau keluarga Anda berjalan satu per satu dengan berpegangan pundak orang di depannya, menuju tempat duduk. Anda dan teman-teman Anda pasti cekikikan.
Tawa dan segala komentar lucu mulai menjadi-jadi ketika hidangan tiba dan Anda bingung bagaimana menyantapnya. Karena Anda harus menyentuh untuk mengidentifikasi makanan pesanan Anda, jari belepotan atau gelas tumpah itu biasa.
Beraktivi
... baca selengkapnya di Matahati Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1